Sabtu, 31 Agustus 2013

Pertemuan jodoh

Bagi seorang fakir asmara seperti gue, berbicara mengenai pertemuan jodoh itu menjadi sesuatu yang layak dan patut untuk diperbincangkan. Semuanya akan dikupas secara tajam, setajam golok... *mata sedikit melotot
Pernah gak kalian mikir dengan siapa kalian akan berjodoh? Atau bagaimana sih pertemuan kalian dengan jodoh kalian next time? Ciyeehh....
Udah, udah woles aja sih, buat yang jomblo gak usah ketinggian kalau mikir. Jodoh, maut, rizqi semuanya udah ada yang ngatur. Menurut gue jodoh itu takdir mubram tapi untuk mencapainya harus menggunakan ikhtiar (takdir mualaq). Kalian punya cerita pertemuan jodoh yang unik gak? Gue punya cerita pertemuan jodoh yang unik dan gue sedikit terlibat di dalamnya. Mau tahu ceritanya? CEKIDOT..!!!


Ini cerita tentang kakaknya temen gue, sebut saja Putri. Putri adalah soulmate gue sewaktu gue masih menjalani masa putih abu-abu. Pertemuan gue dengan Putri juga unik lho. Well, gue cerita Putri dulu yaa...
Beberapa abad silam atas izin Allah, serta doa restu ibunda dan ayahanda prabu gue  mendaftarkan diri di sekolah kejuruan terkemuka di Puerto Rico.
Hari pertama, gue ngisi formulir pendaftaran. Sampai sekarang gue masih inget nomor pendaftaran gue 4227. '4227' sempet shock sebenernya gue waktu itu. "Sebanyak itu kah yang udah daftar disini?" tanya gue dalam hati. Tapi gue tetap optimis, toh nilai UN gue gak jelek-jelek amat.
Hari kedua, gue tes kesehatan. Mulai dari tinggi badan, berat badan, tes kesehatan mata de el el. Bener-bener deh penuh perjuangan, ngantrinya lama bangeetttt.
Hari ketiga gue tes wawancara. Hhhm, serasa kayak mau interview kerja aja yaa..
Next day, pengumuman penerimaan siswa baru. Alhamdulillah gue diterima, gue langsung sujud syukur dan penuh rasa haru hampir menitikan airmata. Penderitaan gue pun dimulai. JENG..JENG..!!!
Gue harus mengikuti serangkaian kegiatan yang mengatasnamakan MOS tapi tidak sesuai dengan nilai-nilai pancasila dan UUD 45. Misalnya gue harus berdandan seperti orang gila, hari pertama rambut diikat jadi 4, hari kedua diikat jadi 6, hari ketiga jadi 8, tas harus dari dus indomie yang dilubangi bagian belakangnya & sumbu kompor sebagai tali tas, terus gue harus memakai kalung berbandul terong dll. Dan yang sampai sekarang gue belum tahu maksudnya itu saat gue disuruh nulis surat cinta. Huhhft, untung aja gak disuruh baca surat itu didepan orang banyak soalnya temen gue ada yang disuruh katakan cinta langsung sesuai surat cinta yang ditulis.

Senin, 19 Agustus 2013

Legenda kaos kaki dan kerikil pusaka kerajaan majapahit

Finally gue mendarat dengan cantik jelita di kota atlas ini lagi. Udah lama banget gue gak ngepost. Maklum dua minggu yang lalu gue mudik ke Puerto Rico (read: Purwokerto). Gue hampir saja terlena dengan kehidupan disana. Memanjakan diri laksana tuan putri. But in fact, gue udah terdampar di belantara Semarang lagi. Gue menjelma menjadi rakyat jelata lagi. Yeah, life must go on. Gue harus berkelana mencari ksatria impian. 
***
Ceritanya malem minggu kemarin adalah malam terakhir gue di Puertorico. *so sad Berikut detik-detik menjelang perpisahan gue dengan ibunda dan ayahanda prabu.Sabtu pagi mbak tifah telpon gue.
"Uwis, kamu dimana?"
"Aku masih dirumah. Ke Semarang besok. Kenapa mbak?"
"Kirain kamu udah di Semarang, aku mau tidur di kostanmu. Kostan ku sepi gak ada siapa-siapa." *mbak tifah kan phasmophobia, ahihihihihi :D
"Tidur dirumahnya mba tiwi aja"
"Ya udah deh tak telp tiwul"
Abis ditelpon mbak tifah gue langsung nyadar kalau gue belum telpon agen travel buat balik ke Semarang. Gue langsung menelponnya. Sore harinya terjadi perdebatan yang cukup menggemparkan dunia.
"Nanti bawa beras lima kilo ya?" perintah nyokap
"Hah..!! banyak banget" jawab gue
"Gak apa-apa, buat makan satu bulan"
"Ya, kalau tas ku nyukup" gue beralasan
"Bawa dua kilo aja" bokap yang dari tadi memperhatikan kita menyahut. Berhubung gue biasanya kalau pagi masak nasi gue pun mengiyakan "Iya deh, dua kilo aja yaa.."
Sepertinya mereka ketakutan kalau anaknya akan terkena busung lapar.
"Ini biskuit dibawa ya.."
"Aduhh, tas ku gak nyukup" jawab gue
"Pake dus kecil aja yaa.."
"Terserah mama deh.."
"Ini kacangnya dibawa juga ya.."
"Terserah.." gue membiarkan nyokap berekspresi sesuka hatinya
"Ini krupuk dibawa ya.."
"Terserah.." jawab gue lagi
"Ditanya kok jawabannya terserah terserah terus.." nyokap menggerutu. Sepertinya semua makanan yang ada dirumah akan diserahterimakan ke gue. "Sekalian aja rumahnya dibawa ma.." batin gue.
"Kan bisa dimaem bareng-bareng sambil nonton tv. Buat temen-temen kamu juga. Nanti yang punya kost dikasih juga ya.."
"Bapak kost rumahnya jauh.."
"Emang gak satu rumah?" tanya nyokap
"Gak.." jawab gue agak ketus. Sore itu terbungkus rapi sebuah dus berisi makanan yang gue gak tahu isinya apa aja. Malam harinya gue packing, malam itu juga gue meminta nyokap tidur di kamar gue. *so sweet