Selasa, 03 September 2013

Misteri angka 13

Tanda-tanda kehidupan dikostan gue udah mulai terang-benderang. Aura negative sedikit demi sedikit pun sirna. Ini semua diawali dengan kehadiran ibu bersih-bersih baru. Mbak bersih-bersih yang pernah gue ceritain di postingan ini udah resign. Menginjak bulan ketiga gue kost disini udah tiga kali terjadi pergantian jabatan mbak bersih-bersih. Ibu bersih-bersih yang pertama resign karena dia hamil dan ingin konsentrasi dengan kehamilannya. Kedua, mbak bersih-bersih yang sedikit misterius, baca aja deh postingan ini. Dia hanya bertahan sebulan. Sempat terjadi vacum of power untuk jabatan mbak bersih-bersih selama tiga hari. Dan yang baru ada ibu bersih-bersih lagi namanya bu yanti gomez. Dia mirip dengan Selena gomez jika dilihat dari atas gunung ungaran pakai sedotan dengan diameter 0,5 mm. Dia berasal dari Rembang, sebuah kota di pedalaman Afrika selatan. *ngawur

Sebagai anak kost yang biasa-biasa aja dan tidak begitu luar biasa, kehadiran bu yanti gomez cukup memegang peranan penting. Dia gak hanya sebagai orang yang diutus bapak kost untuk menjaga kebersihan dan keindahan kostan tapi juga temen buat gue. Adanya bu yanti gomez membuat hati gue menjadi aman, tentram dan damai. Gue punya pengalaman nyesek, senyesek-nyeseknya jomblo nyesek yang belum pernah ngerasain yang namanya nyesek. Yah, nyesek banget deh pokoknya. *nangis minta dibeliin es krim
Pada suatu hari terjadi mati lampu di kostan. Di lantai atas hanya ada gue, di lantai bawah tersisa dua temen kost tapi mereka memutuskan untuk menginap di kostan pacarnya. Sedangkan gue? Ya, gue jomblo. *jedotin kepala ke tembok
Berbagai pertanyaan berkecamuk di otak gue. "Kenapa mereka sadis meninggalkan gue sendirian? Dimana jiwa sosial mereka? Kenapa memilih menginap dikostan pacarnya? Itu kan gak baik untuk kesehatan? Kenapa gue jomblo?" gue depresi dan melakukan percobaan bunuh diri untuk pertama kalinya. "Mama, aku jomblo... maafkan aku mamaaa...!!!" Gue loncat dari atas balkon tapi nangsang di pohon kersem depan kostan. Seorang malaikat menyadarkan gue. Tadinya gue pikir malaikat Izrail 'pencabut nyawa' tapi ternyata bukan. Damn, gue belum mati. Dia lah malaikat Atid, yang rajin nulis amal buruk gue. Malaikat Atid memamerkan buku catatannya kemudian dengan tinta merah, font size 72, pakai bold juga sang malaikat menulis dengan indah nama gue disertai dengan keterangan gagal bunuh diri dan nangsang di pohon kersem. Malaikat Atid geleng-geleng kepala, gue yakin sang malaikat kagum dengan perbuatan tercela gue tersebut. Kemudian malaikat Atid BBM malaikat Jibril tapi BBMnya pending sampai akhirnya sang malaikat memutuskan untuk menelpon malaikat Jibril. Untungnya sesama operator jadi murah. Beberapa menit kemudian turunlah malaikat Jibril memberikan siraman rohani, menyuruh gue mengikuti ulangan remidi.
"Wahai anak Adam, apa yang terjadi padamu?"
"Wahai malaikat, kenapa aku jomblo?"
"Ketahuilah Tuhanmu menciptakanmu menjadi manusia baik. Tuhan menjomblokanmu karena DIA sayang terhadapmu. DIA tak ingin engkau terjerumus ke dalam lembah maksiat."
"Tapi malaikat.."
"Bersabarlah.. dan pergi lah kesana.."
Malaikat Jibril menyuruh gue pergi ke kostan bapak kost yang satu lagi. Pak Agus (bapak kost gue) memiliki dua kostan. Dengan langkah gontai gue berjalan menuju kostan yang hanya berjarak 50 m.
"Mbak..mbak..permisi.. assalamu 'alaikum..." gue ketok-ketok gerbang kostan yang di kunci.
"Mbak..mbak.." gue terus berusaha memanggil penghuni kost. Tiba-tiba ada anak kecil yang mengagetkan gue. Anak kecil unyu berumur sekitar 7 tahun yang pernah gue godain  waktu gue sama garfield jalan-jalan ke alfamart deket kostan.
"Mbak, aku boleh maen ke kostanmu gak?
"Hah.. mau ngapain? lagi mati lampu.. Itu lho kamu dicariin mama.."
"Mana? gak ada.." jawab anak kecil itu
"Itu.." gue menyuruh anak kecil itu pulang. Sebenernya pengen gue culik terus gue jual ke luar negri tapi gue gak tega.
"Ya Allah, haruskah hamba menjadi pedofil?" *jomblo salah pergaulan 
"Mbak..mbak.." gue terus berteriak memanggil penghuni kost. Munculah mbak bersih-bersih dengan balutan handuk ditubuhnya. Ternyata dia lagi mandi.
"Mbak, kostan ku mati lampu. Aku boleh tidur disini gak?" Sebagai jomblo gue sedikit phobia gelap. Biasanya kalau sendirian di kostan setiap ruangan gue nyalain lampunya.
"Aku masih mandi. Masuk dulu aja.." 
Malam itu gue resmi tidur dengan mbak bersih-bersih. Gue selamat dari tragedi mati lampu yang mengerikan. Terima kasih Tuhan..
***


Setiap pagi saat gue bangun tidur gue lihat bu yanti gomez lagi nyapu lantai atas terus nyapa gue. "Pagi mbak.." atau "Baru bangun ya mbak.." 
Saat tak ada pacar yang menyapa, bu yanti gomez yang rajin menyapa gue tiap pagi. Bagi gue ini so sweet. Kemudian gue menjalani ritual sebelum mandi pagi yaitu merem-merem unyu di balkon. Gue duduk manis memandangi sekeliling kawasan perumahan kostan gue. Perlahan-lahan mata gue terpejam seperti lagi dihipnotis Uya Kuya. Gue tertidur sekitar lima menit di balkon. "JJJDDEERRRR...!!!!" suara pintu yang tertiup angin membangunkan gue, seolah-olah menyuruh gue untuk mandi. Next, sewaktu gue udah siap berangkat ngantor, gue turun dari tangga. Pintu kostan udah terbuka lebar, bu yanti gomez lagi nyapu halaman kostan yang penuh dengan daun-daun kering pohon kersem yang berguguran.
"Bu, duluan yaa..."
Dia biasanya berhenti nyapu dan melepas kepergian gue dengan so sweet,"Selamat jalan mbak.. ati-ati.."
"Ya, assalamu 'alaikum.."
"Wa'alaikum salam..."
*** 

Tanda-tanda kehidupan yang kedua ditandai dengan munculnya spesies baru di kostan gue. Muncul beberapa penghuni kost baru di kostan. Kemarin gue udah berkenalan dengan Nadia vega dan Alyssa Soebandono. Dua bocah berasal dari kota ngapak Tegal laka-laka. 
Sore itu gue mau beli maem. Kebetulan pas pagi gue gak masak nasi, kalau pun masak nasi gue harus beli sayur sama lauknya juga sih. Yah, intinya gue lagi bosen masak nasi. Gue buka pintu kamar gue. Terlihat empat anak manusia lagi nonton tipi. Dua diantaranya Nadia vega dan Alyssa soebandono sedangkan yang dua gue belum berkenalan. Gue menyalami mereka dan berkenalan. Sebut saja Citra kirana dan Kareena kapoor. Kalau ngelihat wajah dia bawaannya gue pengen terbang ke India. Gue pengen bersuci, mandi kembang di sungai gangga terus nari india bareng Shahrukh khan. 
"Mbak yang kerja itu ya, mbak yang..bla bla bla..."
"Iya, kok tahu?" tanya gue
"Iya, pak Agus yang cerita.."
"Mbak terkenal ya?" tanya Kareena kapoor
"Iya, mbak terkenal yaa.." Citra kirana menambahi. Gue speechless.
"Apa yang telah pak Agus ceritakan tentang gue? Apakah gue cantik jelita? Apakah Dude herlino itu pacar gue?" gue mencoba menebak .
Mendadak popularitas gue meningkat cukup signifikan. Followers twitter gue bertambah sekitar 0,0000000000000000000000000000000001 % dari followersnya abang Raditya Dika. Untuk merayakannya gue akan mengundang Denny cagur mengadakan  lomba goyang bang jali, disusul dengan goyang caisar dan goyang sundul bersama dengan Sule, Andre, dan Parto biar semua penghuni kostan kena reumatik, encok dan asam uratan. Pokoknya selama tujuh hari tujuh malam full. Yang bikin gue terharu biru, gue mendapat penghargaan kalpataru dari bapak gubernur Ganjar Pranowo. Bahkan gue diprediksi akan menjabat sebagai calon mentri pemberdayaan jomblo oleh bapak presiden SBY. Kredibilitas dan elektabilitas gue sebagai anak kost memang tak perlu dipertanyakan lagi. Tapi jujur, gue penasaran apa yang diceritakan pak Agus tentang gue kepada anak baru? Apakah gue harus nyapres di pilpres 2014 nanti? Pasti gak ada yang milih gue. Ah, entah lah...!!!
"Aku mau beli maem. Ada yang mau ikut gak?"
"Aku ikut mbak.."
"Aku juga mbak.."
"Iya, aku juga ikut.."
"Ikut.."
Kita berlima pun pergi nyari maem berjamaah. Mereka memutuskan membeli nasi kucing. Dalam sejarah hidup gue, ini untuk kedua kalinya gue makan nasi kucing. Bukannya gue gak doyan nasi kucing tapi porsinya yang dikit banget bikin gue takut terkena anoreksia. Pertama kali gue beli nasi kucing, waktu gue masih kost di kostan lama, daerah sekitar USM.
"Kamu jangan beli satu.. porsi kamu gak segitu.. beli dua atau tiga.." Tita menyarankan gue. Waktu itu gue masih norak belum pernah makan nasi kucing jadi gue tergoda dengan harganya yang murah cuma 1.500. Gue cuma beli satu bungkus. Dan isinya emang dikit banget. Dan ini untuk yang kedua kalinya, tak apa lah gue ingin mereka tahu bahwa rasa solidaritas gue tinggi. Bismillah.. Ya Allah, lindungi hamba dari anoreksia. Gue beli satu bungkus nasi kucing dan jus jambu.
***

Sesampainya dikostan, kita semua menyantap nasi kucing sambil ngelihat acara tv 'gila makan'. Nonton acara itu malah bikin perut gue enek berasa ikut kenyang ngelihat pesertanya lomba makan. Gue cuma ngabisin jus jambu dan setengahnya nasi kucing yang gue beli. Tiba-tiba jiwa setan gue muncul, gue berusaha menguji nyali anak-anak baru itu. Gue berharap mereka mempunyai nyali yang bagus untuk gue ajak ke lawang sewu.*ngakak setan
"Ve, vega.. kamu tahu gak kenapa nomor kamar kamu itu 12A?" tanya gue ke Nadia vega.
"Emang kenapa mbak?" Nadia vega balik tanya ke gue.
"Iya, kenapa ya mbak.. kalau ada 12A tapi 12B gak ada. Abis 12A langsung 14.." Alyssa soebandono ikut-ikutan mikir.
"Aku tahu..aku tahu.. angka 13 kan angka sial.. 1 + 3 itu 4. 4 itu angka kematian.." Kareena kapoor menambahi. Gue jadi inget film horor  yang di trans tv judulnya lantai empat. Jadi inget juga pas gue njenguk nyokapnya temen gue yang abis operasi di sebuah rumah sakit di  Semarang. Gue yang dari lantai 9 mau ke lantai 2. Kayaknya lantai 4nya gak ada deh.
"Itu kan cuma kepercayaan aja mbak.."
"Iya...."
"Pak Agus itu chinese bukan sih?"
"Bla bla bla bla...." gue mendengarkan mereka diskusi
Gue iseng googling, konon mitos angka 13 sebagai angka sial itu berawal dari ajaran kuno kaballah di jaman Firaun dan diwariskan kepada penyihir, paranormal terutama kaum yahudi. Sebagai muslim gue gak boleh mempercayai kepercayaan itu. Gue pengikut Nabi muhammad SAW...
"Mbak..mbak.. ngomong-ngomong kamar ku kok gak ada gordennya ya? aku kan jadi takut kalau malem-malem ada...." Kareena kapoor tak melanjutkan kata-katanya
"Hayoo.. gak ada angka 13 lho disini.." gue menakut-nakuti
"Ih,, udah dong mba..."
"Ya udah, besok ngomong bu yanti aja.." jawab gue